Retrieved from Amatucci, F., Daria. Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian.
MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN “KEPRIBADIAN” UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENDIDIKAN MATEMATIKA 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, bimbingan, petunjuk dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ KEPRIBADIAN” dengan baik. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini baik itu teman-teman, dosen dan semua yang telah membantu yang kami tidak bisa sebut satu persatu.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih. Tondano, 27 Februari 2013 KELOMPOK 6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B.
RUMUSAN MASALAH. MANFAAT PENULISAN. METODE PENULISAN.
PEMBAHASAN A PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DAN TEORI KEPRIBADIAN 1.1 PENGERTIAN KEPRIBADIAN DAN CIRI-CIRI KEPRIBADIAN. 1.2 TEORI KEPRIBADIAN MENURUT PARA AHLI 1.3 PSIKOLOGI KEPRIBADIAN SEBAGAI BIDANG STUDY 1.4 SASARAN-SASARAN PSIKOLOGI KEPRIBADIAN. 1.5 TEORI KEPRIBADIAN DAN FUNGSINYA 1.6 EVALUASI TEORI KEPRIBADIAN 1.7 ARTI DAN DEFINISI KEPRIBADIAN. 1.8 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KEPRIBADIAN. 1.9 ANGGAPAN-ANGGAPAN DASAR TENTANG MANUSIA. B.TEORI KEPRIBADIAN PSIKOLOGI ( SIGMUN FREUD) 2.1 KEPRIBADIAN DALAM TEORI PSIKONALISA. 2.2 DINAMIKA KEPRIBADIAN 2.3 PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN 2.4 VALIDASI EMPIRIS ATAS KONSEP-KONSEP PSIKONALISA.
2.5 PENERAPAN PSIKONALISA DALAM PSIKOTERAPI. C.TEORI KEPRIBADIAN BEHAVIORSME 3.1 PENDEKATAN PSIKOLOGIS SKINNER. 3.2 PENGONDISIAN OPERAN. 3.3 VALIDASI EMPIRIS ATAS TEORI BELAJAR SKINNER 3.4 PENWRAPAN DUNIA SEBAGAI KOTAK SKINNER D.TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK 4.1 EKSISTENSIALISME DAN PSIKOLOGI HUMANISTIK 4.2 AJARAN-AJARAN DASAR PSIKOLOGI HUMANISTIK. 4.3 TEORI KEBUTUHAN BERTINGKAT. 4.4 MOTIF KEKURANGAN DAN MOTIF PERTUMBUHAN.
4.5 VALIDASI EMPIRIS ATAS TEORI KEPRIBADIAN MASLOW. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk yang kompleks, kekompleksitasan manusia itu tiada taranya di muka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk apapun yang bisa dijumpai dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat.
Manusia juga sulit dipahami karena keunikannya. Dengan keunikannya, manusia adalah makhluk tersendiri dan berbeda dengan makhluk apapun.
Juga dengan sesamanya. Tetapi, bagaimanapun sulitnya atau apapun hambatannya, manusia ternyata tidak pernah berhenti berusaha menemukan jawaban yang dicarinya itu. Dan barang kali sudah menjadi ciri atau sifat manusia juga untuk selalu mencari tahu dan tidak pernah puas dengan pengetahuan-pengetahuan yang diperolehnya, termasuk pengetahuan tentang dirinya sendiri dan sesamanya.
Sekian banyak upaya yang telah diarahkan untuk memahami manusia. Tetapi tidak semua upaya tersebut membawa hasil, namun upaya pemahaman tentang manusia tetap memiliki arti penting dan tetap harus dilaksanakan.
Bisa dikatakan bahwa kualitas hidup manusia, tergantung kepada peningkatan pemahaman kita tentang manusia. Dan psikologi, baik secara terpisah maupun sama-sama dengan ilmu-ilmu lain, sangat berperan secara mendalam dalam penganganan masalah kemanusiaan ini. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan psikologi kepribadian dan teori kepribadian? Bagaimana pendekatan teori kepribadian psikoanalisa menurut Sigmund Freud? Bagaimana pendekatan teori kepribadian behaviorisme menurut B.F. Bagaimana pendekatan teori kepribadian humanistik menurut Abraham Maslow?
TUJUAN Penulisan ini memiliki beragam tujuan yang ingin dicapai baik penulis maupun pembaca. Tujuan tersebut antara lain: 1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian dari psikologi kepribadian dan teori kepribadian. Untuk mengetahui dan memahami tentang pendekatan teori kepribadian psikoanalisa menurut Sigmund Freud. Untuk mengetahui dan memahami tentang pendekatan teori kepribadian behaviorisme menurut B.F. Untuk mengetahui dan memahami tentang pendekatan teori kepribadian humanistik menurut Abraham Maslow.
MANFAAT PENULISAN Manfaat di susunya makalah ini yaitu: Sebagai mahasiswa: 1) sebagai bahan tambahan pembelajaran, 2)untuk menambah pengetahuan tentang kepribadian Sebagai guru; 1) untuk mengetahui bagaimana kepribadian seorang guru 2)untuk menambah pengetahuan tentang kepribadian E. METODE PENULISAN Makalah ini di susun menggunakan metode pustaka di mana data-data di peroleh dari buku maupun internet. BAB II PEMBAHASAN A. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DAN TEORI KEPRIBADIAN 1.1 PENGERTIAN KEPRIBADIAN DAN CIRI-CIRI KEPRIBADIAN Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri.
Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan. Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya: teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup:. Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan. Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen. Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan.
Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa. Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut: a. Kepribadian yang sehat Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup.
Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif, tidak destruktif (merusak) Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).
Comments are closed.
|
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |